BeritaKajian

Menata Hati : Kajian Ahad Pagi PRM Pedurungan Lor Bersama Dr. H. Fachrur Rozi, M.Ag

Pedurungan Lor, Semarang – Kajian Ahad Pagi Pekan 3 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pedurungan Lor kembali menghadirkan pencerahan bagi 80 jamaah, baik pria maupun wanita. Acara ini berlangsung pada Sabtu, 15 Juni 2025 (19 Dzulhijjah 1446 H), mulai pukul 07.00 hingga 08.30 WIB, bertempat di Gedung Dakwah PRM Pedurungan Lor.

Dalam kajian yang penuh inspirasi ini, Dr. H. Drs. Fachrur Rozi, M.Ag., membawakan materi yang sangat relevan dan mendalam, yaitu “Menata Hati.” Beliau mengajak seluruh jamaah untuk merenungi kondisi hati sebagai pusat kendali kehidupan, yang menentukan kebahagiaan dan keberuntungan seseorang di dunia maupun akhirat.

Dr. Fachrur Rozi mengklasifikasikan hati menjadi tiga jenis utama, yang masing-masing memiliki karakteristik dan dampaknya sendiri:

1. Qolbun Salim (Hati yang Selamat)

Inilah hati yang bersih dan suci, yang senantiasa condong kepada kebaikan dan ketakwaan. Mengutip QS. Asy-Syams ayat 8-10, beliau menjelaskan, “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Untuk meraih Qolbun Salim, ikhtiar yang dapat dilakukan sangatlah banyak. Dr. Fachrur Rozi menekankan QS. Ar-Ra’d ayat 28, “ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” Ketenangan hati ini dapat diupayakan melalui dzikir, rasa syukur atas setiap nikmat, keridaan terhadap takdir Allah, tuma’ninah (ketenteraman jiwa), ikhlas dalam beramal, kesabaran dalam menghadapi ujian, istiqomah (konsisten) dalam kebaikan, dan syaja’ah (keberanian) dalam membela kebenaran. Inilah kunci menuju jiwa yang damai dan hidup yang berkah.

2. Qolbun Maridh (Hati yang Sakit)

Hati jenis ini adalah hati yang mulai terjangkit penyakit spiritual. Ciri-cirinya antara lain sering berprasangka buruk, memiliki sifat sombong, iri dan dengki (hasud) terhadap nikmat orang lain, mudah berkeluh kesah, dan lalai dalam mengingat Allah. Penyakit hati ini, jika tidak segera diobati, dapat menjauhkan seseorang dari kebaikan dan kebahagiaan sejati.

3. Qolbun Mayyit (Hati yang Mati)

Ini adalah tingkatan hati yang paling parah, di mana hati telah mati dari cahaya keimanan. Karakteristiknya adalah kufur nikmat (tidak mensyukuri karunia Allah), berbuat syirik (menyekutukan Allah), dan berbuat zalim. Dr. Fachrur Rozi mengingatkan bahaya Qolbun Mayyit dengan mengutip QS. Al-Baqarah ayat 6-7, yang menggambarkan bagaimana hati yang telah terkunci tidak akan mampu menerima petunjuk.

Kajian ini menjadi pengingat yang kuat bagi kita semua: hati adalah cerminan diri. Jika hati kita bersih, maka akan terpancar kebaikan dalam setiap langkah. Jika hati kita sakit atau bahkan mati, maka hidup akan terasa hampa dan penuh kegelisahan. Mari kita jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk menata hati, membersihkannya dari segala kotoran, dan mengisinya dengan dzikir, syukur, serta keikhlasan. Sebab, ketenangan sejati hanya akan kita temukan saat hati kita benar-benar terhubung dengan Sang Pencipta.

Semoga Kajian Ahad Pagi ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus berikhtiar mendapatkan Qolbun Salim dan merasakan indahnya ketenteraman yang hakiki.


Related Articles

Leave a Reply

Back to top button