BeritaKajian

PRM Tlogosari Kulon Selenggarakan Kajian Ahad Pagi: Menggali Makna Simbolis Ibadah Qurban

Tlogosari Kulon, Semarang – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tlogosari Kulon telah sukses mengadakan agenda rutin Kajian Ahad Pagi pada Ahad, 01 Juni 2025. Bertempat di Masjid Luqmanul Hakim, Jl. Parangkusumo I, Tlogosari Kulon, kajian kali ini menghadirkan Ustadz Dr. Muhtar Arifin Sholeh sebagai pemateri utama, yang membawakan tema menarik: “SIMBOLIS QURBAN.”

Kajian yang dimulai pada pagi hari itu dihadiri oleh antusiasme jamaah yang ingin mendalami makna di balik ibadah qurban, sebuah syiar Islam yang akan kembali dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha. Ustadz Dr. Muhtar Arifin Sholeh tidak hanya menjelaskan tata cara berqurban, namun juga mengajak jamaah untuk menyelami nilai-nilai filosofis dan simbolis yang terkandung di dalamnya.

Dalam ceramahnya, Ustadz Dr. Muhtar Arifin Sholeh memaparkan bahwa ibadah qurban merupakan simbol dari beberapa hal penting dalam kehidupan seorang Muslim:

1. Risalah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail: Qurban adalah pengingat abadi akan kisah kepatuhan Nabi Ibrahim AS yang bersedia mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, atas perintah Allah SWT. Kisah ini mengajarkan tentang puncak ketaatan dan keimanan seorang hamba kepada Rabb-nya. Peristiwa ini kemudian diganti dengan penyembelihan seekor domba, menjadi landasan syariat qurban yang kita kenal sekarang.

2. Ketaatan karena Allah SWT: Lebih dari sekadar ritual, qurban adalah manifestasi nyata dari ketaatan mutlak kepada Allah SWT. Melaksanakan ibadah qurban berarti menyerahkan sebagian harta benda yang dicintai demi meraih ridha-Nya, tanpa ada keraguan atau pamrih duniawi. Ini adalah bukti bahwa seorang hamba mendahulukan perintah Allah di atas segalanya.

3. Keikhlasan dan Kesabaran: Proses ibadah qurban juga melambangkan keikhlasan dan kesabaran. Keikhlasan dalam menyerahkan hewan terbaik yang dimiliki, serta kesabaran dalam menanti pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Ustadz Muhtar menekankan bahwa nilai qurban bukan pada besar atau kecilnya hewan yang disembelih, melainkan pada keikhlasan hati orang yang berqurban.

4. Simbol Solidaritas Sosial: Qurban memiliki dimensi sosial yang sangat kuat. Daging qurban yang didistribusikan kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat, menjadi jembatan untuk memperkuat tali silaturahmi dan menumbuhkan kepedulian antar sesama. Ini adalah bentuk nyata dari ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk saling berbagi dan memperhatikan kesejahteraan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung.

5. Penyembelihan Sifat-Sifat Hewan yang Negatif: Terakhir, Ustadz Dr. Muhtar Arifin Sholeh menjelaskan makna simbolis yang mendalam dari penyembelihan hewan qurban, yaitu sebagai bentuk “penyembelihan” sifat-sifat negatif dalam diri manusia. Sifat-sifat seperti egoisme, ketamakan, dan tidak mengenal aturan atau hukum, diibaratkan sebagai sifat hewan yang harus “disembelih” agar manusia dapat mencapai derajat kemanusiaan yang mulia, patuh pada syariat, dan tunduk pada kehendak Allah.

Kajian Ahad Pagi PRM Tlogosari Kulon ini berhasil memberikan pencerahan dan pemahaman yang lebih komprehensif bagi para jamaah mengenai ibadah qurban. Diharapkan, pemahaman ini tidak hanya berhenti pada tataran teoritis, namun juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan setiap Muslim pribadi yang lebih taat, ikhlas, sabar, peduli sosial, dan terbebas dari sifat-sifat tercela.

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button